Dibuka, lowongan khusus mantan hacker. Tawaran tersebut dikeluarkan pemerintah Inggris untuk mengisi posisi di kesatuan khusus yang menangani strategi keamanan nasional. Unit itu dibentuk untuk mengatasi kejahatan di dunia maya.
”Anda membutuhkan pemuda yang benar-benar pernah terjun ke dalam pembajakan dunia maya,” jelas Alan West, mantan kepala agen rahasia Inggris, seperti dikutip Associated Press.
Pembentukan kesatuan yang bakal bermarkas di gedung komunikasi pemerintah Inggris di pusat rahasia utama Cheltenham, barat Inggris, itu baru diumumkan oleh Perdana Menteri Gordon Brown kemarin (25/6). Langkah tersebut diambil sebagai respons perlawanan terhadap terorisme global dan pencegahan berbagai bentuk ancaman lainnya. ”Sejauh ini, teroris bukanlah ancaman terbesar di area ini (dunia maya), tetapi mereka belajar dengan cepat,” lanjut West.
Meski merekrut hacker, kesatuan khusus itu akan memiliki staf dengan beragam latar belakang. Pembajak dunia maya yang dipilih pun bukan sembarangan. ”Saya pikir, kami harus lebih berhati-hati. Kami tidak ingin memiliki (staf berlatar belakang) penjahat besar yang mendapat uang jutaan dari membajak.”
Kebijakan memanfaatkan mantan hacker itu dinilai kurang tepat oleh Eugene Spafford, profesor ilmu komputer di Purdue University, Indiana. ”Tidak mudah bagi mantan hacker beralih menjadi polisi di dunia maya. Mereka mungkin menemukan sumber kecacatan, tetapi tidak tahu bagaimana memperbaiki sistem,” tegas Spafford.
Serangan para pembajak yang menyerang sistem komputer pemerintah, pengusaha, ataupun individu akhir-akhir ini dinilai amat meresahkan. West mengatakan, perusahaan seperti telekomunikasi BT Group PLC -salah satu penyedia jasa telekomunikasi terbesar di dunia- memperkirakan bahwa setiap hari sistem komputer mereka menerima setidaknya 1.000 usaha penyerangan dari para hacker.
Pemerintah Inggris menyatakan bahwa setiap tahun kejahatan yang menyerang sistem komputer itu dapat merugikan bidang perekonomian hingga USD 86 miliar (Rp 890,775 triliun). Selain perekonomian, keahlian para hacker tersebut ditakutkan dipakai untuk memata-matai Inggris.
Di sisi lain, Jonathan Evans, kepala agen rahasia Inggris MI5, memperingatkan bahwa Tiongkok maupun Rusia tengah menggunakan teknologi terbaru untuk memata-matai Inggris. Bahkan, Rusia dalam kasus yang sama pernah dituduh menyerang dalam skala besar sistem komputer Estonia pada 2007. JPNN
Posting Komentar