Secara umum prinsip aerodinamika pada helikopter sama dengan pada pesawat sayap tetap (fixed-wing). Bila aliran udara (airflow) pada fixed-wing mengalir melalui aerofoil yang ada pada sayap, pada helikopter airflow mengalirmelalui baling-baling yang berfungsi sebagai sayap. Itu sebab, helikopter dikenal pula sebagai rotary wing aircraft. Pada helikopter, setiap titik di sepanjang baling-baling rotor utama atau main rotor blades (M/R blades) menghasilkan gaya angkat (lift) yang bervariasi. Lift terbesar ada pada ujung terjauh baling-baling. Gaya yang mengangkat helikopter adalah resultante lift yang dihasilkan di atas main rotor shaft (M/R shaft) atau poros rotor utama. Umumnya, di bawah M/R shaft'm pula terdapat titik berat atau Center of Gravity (CG) helikopter.
Bayangkan helikopter yang sedang mengudara.PutaranM/R Blades akan membentuk main rotor disc (M/R disc) dengan M/R shaft sebagai pusat. Disebut disc, karena saat berputar M/R blades akan membentuk seperti kerucut terbalik. Putaran M/R blades akan menghasilkan lift (daya angkat). Namun, laiknya baling-baling berputar satu arah, Hukum II Newton memungkinkan terjadinya efek puntir atau torque effect. Efek ini membuat badan pesawat berputar ke arah berlawanan dari arah gerak M/R blades. Jika baling-baling berputar searah jarum jam, efek puntir akan menyebabkan badan pesawat berputar ke arah sebaliknya. Mengingat jika dibiarkan penerbangan menjadi tak aman dan nyaman, perancang helikopter memasang baling-baling rotor ekor atau tail rotor blades (T/R blades). T/R Blades selanjutnya berfungsi sebagai anti-torque effect. T/R Bladed sendiri ada dua tipe, yakni tipe dorong (push type) atau tipe tarik (pulltype). Dengan push type, resultan gaya yang dihasilkan T/R disc mendorong pesawat untuk menghasilkan efek anti-torque. Sementara dengan pull type, resultan gaya yang dihasilkan akan menarik pesawat untuk menghasilkan efek anti-torque.
Pada beberapa jenis helikopter, torque effect tidak diredam dengan T/R Blades tetapi dengan Rotor Blades kedua yang dipasang di belakang, di samping, atau di bawah M/R blades dengan arah putar saling berlawanan. Contoh yang dipasang di belakang diterapkan pada heli CH-46 Sea Knight, di samping pada Kaman HH-43B Huskie, dan di bawah seperti pada Kamov Ka-50 Hokum-A.Arah gerak helikopter akan sangat tergantung dari besarnya pitch atau sudut antara posisi M/R blades saat berputar dengan garis horizontal atau sumbu lateral helikopter.
BERIKUT JENIS KEMUDI HELIKOPTER: • Cyclic StickKemudi berbentuk tongkat ini umumnya terletak di depan penerbang, di antara kedua kaki. Gerakan cyclic stick a kan mengubah besar sudut M/R blades secara keseluruhan. Akibatnya, arah M/R disc akan berubah, yang seianjutnya akan mengubah arah gerak helikopter. Jika tongkat digerakan ke kiri. M/R disc akan mengarah ke kiri, dan helikopter pun akan terbang ke kiri. Begitu seterusnya. • Collective Pitch ControlUmumnya terletak di sebelah kiri pinggul penerbang. Fungsinya, untuk mengubah sudut M/R hladessecara individual yang seianjutnya akan membuat lift pesawat berubah. Jika collective pitch dinaikkan, lift akan bertambah, dan helikopter akan membumbung. • Rudder PedalDiletakkan di sekitar kedua telapak kaki penerbang. Pedal-pedal ini biasa diinjak untuk mengubah sudut T/R blades. Arah gaya yang dihasilkan putaran T/R blades akan menentukan arah badan pesawat, ke kiri atau ke kanan. Bila sudut T/R blades netral, pesawat akan terbang stabil.Helikopter akan mengarah terbang ke arah sudut pitch paling rendah. Sudut yang memungkinkan helikopter terbang ke depan, ke samping, atau ke belakang biasa disebut cyclic pitch. Sementara jika pitch dibuat sama, gerakkan yang dimungkinkan hanyalah ke atas dan ke bawah. Jika secara kolektif, sudut pitch dibuat mengecil, helikopter akan turun. Sedang jika secara kolektif, pitch dibuat membesar, helikopter akan membumbung. Itu sebab, sudut yang biasa dipakai untuk terbang hover disebut collective pitch.