JAKARTA, KOMPAS.com - Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) membuktikan ancamannya terhadap produsen BlackBerry, Research In Motion (RIM) asal Kanada, yang tidak kunjung membuka layanan purna jual di Indonesia.
"Kami menolak sementara permohonan sertifikasi BlackBerry dari RIM sejak sebulan lalu," ungkap Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S. Dewa Broto. Gatot menjelaskan, sikap yang diambil Depkominfo tersebut berdasarkan hasil pertemuan Depkominfo, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), dan perwakilan RIM pada pekan lalu.
Depkominfo telah melakukan pertemuan dengan tiga operator yakni PT Telkomsel, PT Indosat Tbk dan PT Excelcomindo Pratama Tbk selaku importir BlackBerry yang menjalin kerjasama secara langsung dengan RIM.
"Depkominfo dan ketiga penyelenggara telekomunikasi tersebut sepakat melakukan permintaan dan tekanan bersama terhadap RIM agar rencana feasibility study pendirian perwakilan RIM di Indonesia dapat dilakukan secepat mungkin," terang Gatot.
Gatot menegaskan, Departemen Perdagangan dan Departemen Keuangan siap bekerjasama dengan Depkominfo terkait importasi produk BlackBerry hingga pendirian service center di Indonesia terealisasi.
"Jika dalam beberapa minggu ke depan belum ada wujud konkret dari RIM, Depkominfo akan mengkristalisasi ketegasan sikap lebih konkret," tandas Gatot tanpa merinci tindakan apa yang dimaksud.
BlackBerry mendapat sorotan akhir-akhir ini karena maraknya barang yang diselundupkan dan PIN kloning. Hal tersebut dapat merugikan konsumen yang tidak dapat memebdakan antara BlackBerry yang diimpor resmi dan yang berasal dari black market (BM). Pemerintah juga dirugikan dari hilangnya potensi pajak impor atas masuknya BlackBerry.(KONTAN/Nadia Citra Surya)
sumber : Kompas
Posting Komentar